Dengan sebagian besar kapal kontainer menghindari Terusan Suez sebagai langkah pencegahan, rute-rute alternatif menjadi semakin padat dan tarif pengiriman kontainer meroket. Indeks Shanghai Containerized Freight, indikator utama dalam mengukur tarif pengiriman peti kemas, melonjak lebih dari 16% dalam seminggu saja. Hal ini menandai kenaikan yang signifikan dan mengejutkan bagi industri pengiriman.

Kenaikan tarif tidak hanya terjadi di rute-rute Asia-Eropa, tetapi juga di rute-rute lainnya. Tarif untuk pengiriman kontainer dari Shanghai ke Eropa naik 8,1%, sementara tarif ke Pantai Barat AS melonjak hingga 43,2% dalam seminggu saja. Ini merupakan perubahan yang mencolok dan memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap biaya produksi dan inflasi global.

Sementara itu, para importir besar seperti Tesla, Volvo, dan Ikea mulai merasakan dampaknya dengan melaporkan kekurangan produk atau keterlambatan dalam pengiriman barang. Pemutaran arah kapal tanker minyak di tengah perjalanan untuk menghindari Laut Merah dan penyesuaian rute lainnya telah menambah kompleksitas dan biaya dalam rantai pasok global.

Perubahan ini juga berdampak pada perjalanan kapal yang harus mengelilingi Afrika sebagai rute alternatif, yang meningkatkan durasi pelayaran dan biaya bahan bakar secara signifikan. Diperkirakan biaya tambahan sebesar $1 juta per perjalanan satu arah antara Asia dan Eropa. Dengan krisis yang terus berlanjut, dampaknya terhadap perdagangan global dan ekonomi dunia masih harus dipantau dengan cermat.